Sabtu, 08 November 2008

Murung di 25 Oktober

Semua orang memandangku

sebagai pencinta sepi

Bertahun-tahun kemudian

aku sepi dalam kata sepi

Aku ragu pada bibirku sendiri

dan bisulah aku

Aku ragu pada telingaku sendiri

dan tulilah aku*)


Demikianlah sesungguhnya keadaanku pada tanggal 25 Oktober, yang lalu

aku dalam keadaan yang teramat kesepian,

terasa gagal mempunyai teman, semua menjadi lawan

aku gagap menghadapi keadaan yang semestinya

bisa dihadapi bersama.

Kecurigaan merajalela, penjelasan segamblang apa pun

tak mendapat tempat di benak yang dangkal

sampai mulut berbusa, semua bukti dianggap tak berarti

kejadian 25 Oktober, adalah bukti hakiki tentang sebuah curiga yang membabi buta



*Sungai Murung, Cecep Syamsul Hari


Minggu, 26 Oktober 2008

Say Ultah Nii

Maafin Bunda ya

Bukan lantaran tak sayang

jika tak ada kado 

bukan lantaran tak kasih

jika tak ada bunga teruntai di sini

kepadatan kerja

keletihan meremuk tulang

membuat bunda tak sempat merapatkan hangat raga

tapi sungguh, hati bunda erat lekat, denganmu

hati bunda kado untukmu

untaian wirid dan doa untukmu

jadilah puisi terindah,

bintang kejora jelita untuk bunda dan semesta

I Love U so  much... ummahhhahh

Jumat, 17 Oktober 2008

SePiiiiii


Sepiii

Hari ini bunda merasakan kesepian yang sangat,
Kamu say, jarang berkabar pada bunda,
lewat sebaris pesan singkat pun tidak
”lagi panen tugas,” katamu

Padahal banyak yang ingin bunda deringkan untukmu
Perihal keringat yang deras mengalir hari ini
Bukan karena lelah bekerja,
tapi karena udara yang entah begitu gerah bunda rasakan
tentang puyeng sekaligus lucunya les bahasa inggris
yang bunda ikuti
tentang air kran yang menjadi pekat tanpa sebab

tentang hidung mampet
tentang
tentang
tentang

Say,
Ada yang bertanya pada bunda perihal muasal nelangsa
tempo hari,
Ada apa?
Entahlah, nelangsa
dan kemudian sepi yang mengikuti bunda
mungkin hanya efek berantai dari kesibukanmu—tak berkabar—
pelit informasi—cah bagus yang menjauh—teman yang dikhianati orang tersayang menggores aib dan noda di kening—membuat bunda merasa nelangsa, sepiiii....

gairah mematai-matai dirimu dan dia
punah sudah
apalagi yang hendak bunda kerjakan?
Sebab kau dan dialah pusat gairah kerja bunda

D’ Yang akhir-akhir ini juga diliputi rasa pemberontak
Ingin naik motor,
gara-gara luka di jari bisa dijadikan alasan
untuk tidak bersekolah
(tapi d’yang emoh saat bunda suruh cari
surat dokter, batal deh bolosnya),
dimasakkan A minta B,
Grrrhh.... bikin bunda semakin nelangsa dan sepiiii

SaayyyYaaang,,
Bunda sepiiiiiiii
Sepisaupasepisaupisepisaulukasepisauduka
sepiiiiiiiiiiiiiiii

Rabu, 15 Oktober 2008

Nelangsa

Kacian ya, judulnya kok nelangsa sih.
Emang napa buk?
Yaa, kalo orang-orang tersayang
tiba-tiba bungkam gak mau berbagi rasa berbagi cerita
rasa apa coba yang paling tepat kita rasakan?
Ya NELANGSA

Kalo orang-orang tercinta melempar kotoran di muka kita
mengkhianati kepercayaan kita padanya
tentu kita juga merasa NELANGSA (ingat-ingat ya)

Semua berpusat pada orang-orang tercinta
sebab pada orang-orang tercintalah kita menanamkan
berjuta harap, selaksa asa

Andai musuh kita yang mengkhianati kita
berahasia pada kita
tentulah tidak terlalu menjadi persoalan bagi kita
memang musuh, ya harusnya bersikap memusuhi kita
kita sudah ambil ancang-ancang
posisi kuda-kuda kita perkuat
untuk menghadapi tindakan musuh yang memang
kita prediksi tidak akan mengenakkan bagi kita

tapi kalau yang berbuat tidak baik itu
orang-orang tercinta
maka mampuslah kita dibuatnya
NELANGSA,
merasa diri kita tidak berharga
segala tanya berkecamuk dalam diri kita
mengapa harus orang tercinta yang berbuat tidak baik pada diri kita
mengapa bukan musuh yang mengkhianati kita
atau berahasia pada kita?

Jadi, Say
dan kau, cah bagus
jagalah sikapmu
supaya bunda tidak NELANGSA

Sabtu, 11 Oktober 2008

Tembang Kemangiran


Pada minggu ketiga bulan ramadhan lalu, saat aku beres-beres rumah, kutemukan naskah dramatisasi puisi yang ditulis oleh Bapak Mujianto, JPBSI-IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang). Dicantumkan pembuatan naskah tersebut bulan Oktober 1987. Ingin kunikmati keindahan Tembang Kemangiran bersama teman-teman yang dengan sengaja berkunjung atau pun kesasar ke blog-ku

Tembang Kemangiran

Tengah malam, taman sari kadipaten Mangir

Juru taman tua bersimpuh bersenandung kidung

tulak bilahi, sayup sampai menyayat sepi

Tiba-tiba pintu keputren berderit perlahan

”Paman, Paman Juru Taman

Belum lagi kau tidurkan diri

Kau baringkan kidungmu

Berselimut dingin berkubang malam

... malam telah beku.”

Bunga putih taburkan keharuman

Nyala lampu pijar sesilir bawang

Belalang sumbang menyusup liang

Di gendang telinga mengiang-ngiang

”Paman, Paman Juru Taman

Kosongkan malam ini, biar sepi kemari

Berhimpit tubuh melekatkan hati

Kusuka paman membuka tirai

Menahan letih jarinya kaku tubuhnya

Nafas panjang desah putus asa

Dituduhnya perut buncit di depannya

”Kau khianati dengan peluh dan liurmu

Keringat dan nafasmu yang memburu

Pasrah dalam gadaian iman dan kejantanan

Hingga tumbuh janin jelmaan musuh bebuyutan”

Kunang-kunang menyela sepi

Meraba tepi malam berselubung duka

Menyusup gelap menghilang bekas

Tengah malam semakin bisu

Bungkam beku dingin membatu

”Paman, Paman Juru Taman

Panggillah aku: Gusti Putri Roro Pembayun

Seperti kau panggil yang dulu

Ketika ulah sandi kita mulai.”


”Sudi, sudilah kupanggil itu

Karena Sang Panembahan Senopati

Turunkan wewarah suci yudha bakti

Dan kubawa senjata permati: Parasmu jelita tanpa noda”

”Barang jantur aman jerat muslihat

Pada musuh yang lompat sempurna tak bercacat

Jantannya Ki Ageng Mangir merobek dan menjeratmu

Bagai jarum menyusup air tertikam benang sutra

Buntingmu semakin besar, orok pun lahir pada darah ayahnya”


Malam jadi goyah

Batu dan kekayuan terusik lelapnya

”paluwatang” berdentang di hutan liar bergaung panjang

Arak-arak lelembut turun bukit mengusung pendosa

Sorak sorai di kejauhan tinggal derap kaki menghentak bumi

Suara tak berasal menyebut nama-nama orang mati

Nama-nama anak cucunya yag akan dihampirinya


Langit berkilat-kilat bintang-bintang beralihan

Sesaat kemudian gelap merapat wajah bumi

Bau asap dupa kesturi menusuk nusuk

”Paman, Paman Juru Taman, Sang Hulubalang

Pinta dan harapku tertumpah pada sesal dan dosa

Aku bukan bidadari kayangan atau peri perayangan

Aku Pembayun, wanita berparas ayu berhati betina

Luluh pada setiap jantan yang menawan.”

”Aku tidak tahu

Apakah aku menyerahkan diri atau melawan?

Berperang atau berdamai? Tugas mbarang dan memikat.

Kalah atau menang serupa!”

Kunang-kunang menyela sepi

Meraba tepi malam berselubung duka

Menyusup gelap menghilang bekas

Tengah malam semakin bisu

Bungkam beku dingin membatu

”Pertempuran belum juga selesai

Biar berbuah janin di perutmu tujuh bulan

Kau harus merayunya lagi runtuhkan keyakinannya

Biar Ki Ageng Mangir bersimpuh di terompah mertua.”

“Tak ada yang mampu mencegahnya

Gugatan paling dahsyat atas kewibawaan Mentaram

Jika tubuh bugil dan jiwamu takkan kau gadaikan

Dan kau dapatkan tebusan penyesalan yang panjang.”

Kunang-kunang menyela sepi

Meraba tepi malam berselubung duka

Menyusup gelap menghilang bekas

Tengah malam semakin bisu

Bungkam beku dingin membatu

”Paman, Paman Juru Taman, Sang Hulubalang

Tidakkah sandiwara telah tamatkan ceritanya

Berkesudahan yang berbeda dengan angan semula

Licik. Hina, dengki, dan dusta bertahta.”

”Adakah korban akan dijatuhkan lagi

Untuk merabuk keyakinan dan kewibawaan

Dan kuasa merajalela dalam gelak tawa

Sementara air mata kering meneteskan darah.”

Kunang-kunang menyela sepi

Meraba tepi malam berselubung duka

Menyusup gelap menghilang bekas

Tengah malam semakin bisu

Bungkam beku dingin membatu

”Bukan apa-apa, bukan korban, tapi persembahan

Pertanda yang harus dicorengkan ke muka sendiri

Menggurat sejarah kebiadaban dan kenistaan yang dalam.

Bayi lahir dalam darah segar ayahnya sendiri

Tangis pertamanya akan meneriakkan kesaksian.”

Kunang-kunang menyela sepi

Meraba tepi malam berselubung duka

Menyusup gelap menghilang bekas

Tengah malam semakin bisu

Bungkam beku dingin membatu

”Aku, kusaksikan muncratnya darah kepala suamiku

Dan tumpahnya darah dari rahimku, berpacu

Tangis yatim dan gelak tawa kemenangan

Yang tak tergoreskan dengan kata.”

Tengah malam telah rubuh

Bergelimang seribu bayang-bayang

Mengusir kunang-kunang

Rata dan sepi.

Rabu, 08 Oktober 2008

Benarkah Kita Kembali Fitri?


Beribu, bahkan tak terhitung untaian kata maaf
yang indah, halus, bernilai sastra tinggi,
dengan rasa bahasa yang luar biasa tak biasa
tiba-tiba berhamburan di sekitar kita
muncul, dan menyergap kita,
tak kuasa kita untuk tidak bermaaf-maafan
dengan saudara, kerabat, teman, bos, bahkan orang tak dikenal pun
asal menyapa kita, maka kita ucapkan permintaan maaf itu

benarkah semua itu kita lakukan semata-mata agar kita bisa kembali suci?
tuluskah ucapan yang kita lisankan atau kita tuliskan tsb?
ataukah sekadar basa-basi, bagian dari tradisi
tanpa ada keinginan untuk benar-benar meninta maaf
secara tulus dan ikhlas?
Siapa yang tahu, ketulusan permintaan maaf
orang-orang di sekitar kita, pun permintaan maaf kita pada semesta
sebab tulus dan ikhlas adanya di dalam hati, hanya Allah yang Mahatahu
tulus atau tidaknya permintaan maaf itu.

Mintalah maaf, dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan kesalahan
atau menyakiti hati semesta
hanya itu yang bisa kita lakukan
sebab sesungguhnya hanya Allah yang Maha Sempurna
dan kita makhluk lemah dengan berbagai kesalahan

maka MAAFKANLAH..., agar kita kembali FITRI

Rabu, 24 September 2008

Isteri Puisi Darmanto Jatman

Halo-halo, ni puisi yang tak janjikan kemarin, dibaca ya..

Isteri Puisi Darmanto Jatman

isteri mesti digemateni

Ia sumber berkah dan rezeki

(Towikromo, Tambran, Pundong, Bantul)

Isteri sangat penting untuk kita

Menyapu pekarangan

Memasak di dapur

Mencuci di sumur

mengirim rantang di sawah

dan mengeroki kita kalau kita masuk angin

Ya. Isteri sangat penting untuk kita

Ia sisihan kita

kalau kita pergi ke kandang

Ia tetimbangan kita

kalau kita menjual palawija

Ia teman belakang kita

kalau kita lapar dan mau makan

Ia sigaraning nyawa kita

kalau kita

Ia sakti kita!

Ah. Lihatlah. Ia menjadi sama penting dengan

kerbau, luku, sawah, dan pohon kelapa

Ia kita cangkul malam hari dan tak pernah mengeluh walau capek.

Ia selalu rapi menyimpan benih yang kita tanamkan dengan rasa syukur,

tahu terima kasih dan meninggikan harkat kita sebagai laki-laki.

Ia selalu memelihara anak-anak kita dengan bersungguh-sungguh

seperti kita memelihara ayam, itik, kambing atau jagung.

Ah. Ya. Isteri sangat penting bagi kita justru ketika kita mulai melupakannya:

Seperti lidah ia di mulut kita

tak terasa

Seperti jantung ia di dada kita

tak teraba

Ya.ya. Isteri sangat penting bagi kita justru ketika mulai melupakannya

Jadi, waspadalah!

Tetap, madep, manteb

Gemati, nastiti, ngati-ati

Supaya kita mandiri, perkasa, dan pintar ngatur hidup

Tak tergantung tengkulak, pak dukuh, bekel, atau lurah

Seperti Subadra bagi Arjuna

makin jelita ia dia antara maru-marunya:

Seperti Arimbi bagi Bima

Jadilah ia jelita ketika melahirkan jabang bayi Tetuka;

Seperti Sawitri bagi Setyawan

Ia memelihara nyawa kita dari malapetaka

Ah. Ah. Ah.

Alangkah pentingnya isteri ketika kita melupakannya

Hormatilah isterimu

Seperti kau menghormati Dewi Sri

Sumber hidupmu

Makanlah

Karena demikianlah suratannya

Selasa, 23 September 2008

Untuk yang Berulang Tahun di Bulan September

Hai..hai.. lagi ultah nee
selamat ulang tahun ya, semoga panjang umur
panjang umur yang bermanfaat

katanya gak mau jadi suami-suami takut istri ya..
kalau menurutku malah jadilah suami yang takut istri
takut istrinya gak aman
takut istrinya gak sejahtera
takut istrinya gak terjamin keuangannya
dan takut-takut yang lain...

kalo lagi suntuk, trus bawaannya jadi bosen sama istri
ingatlah bahwa dulu
ketika kamu belum menjadi siapa-siapa
dan bukan apa-apa
yang mau hidup di gubug derita bersamamu
yo mung istrimu kuwi to?

maka sayangilah istrimu
sampai dia reyot, tua renta dan kelabu

supaya lebih sayang pada istrimu,
besok tak kutipkan puisi darmanto jatman ISTRI

nuwun, kulo bade masak rumiyin...

Jumat, 19 September 2008

Harus Punya Kekuatan Super Kalau Punya Anak Gadis yang Beranjak Remaja

Semalam lagi kompakan sama Say, lihat FS-nya,
Nah, ada siluman tak dikenal yang kirim testi ke dy,
kata-katanya sih gpp, biasa-biasa aja, tapi gambarnya itu lho
menyeramkan sekali.
Nah, ni mungkin ada yang mau bantuin gimana cara menyeleksi
supaya siluman-siluman yang tidak terdaftar sebagai teman
tidak bisa mengirim testi ke FS Say.

Piye cah bagus? Ditantang bunda lho kamu.
Bunda perlu kekuatan super nih.

Kumpul Bareng-bareng di rumah Didik P3


Teman-teman SMPP 84 di Jombang, tanggal 3 Oktober, pk. 1300
temu kangen di rumah mas Didik P3...
Kita munculkan lagi kenangan indah 24 tahun lalu,
kenangan indah yang penuh warna

Eiit, tapi ingat ya, hanya untuk mengenang peristiwa yang penuh suka duka
bukan untuk mengulang cinta yang pernah ada..

Bener ya teman-teman, ini langkah awal untuk silaturahim
setelah sekian tahun tidak bertemu
Terakhir kita bertemu dengan teman-teman
dalam jumlah yang lumayan banyak, di rumah Peni P5

Udah dulu ya, ini juga baru pertama belajar menulis di blog
teman-teman kan udah pinter, kalau saya baru aja belajar..